Industri Aromatik

Gaharu ( Agarwood)

gaharu-men.jpgGaharu adalah kayu wangi yang sudah diresapi resin yang dijumpai pada pohon Aquilaria yang sangat berharga terutama karena wangi, dapat digunakan untuk pengasapan, dan untuk obat. Di Indonesia, persediaan pohon ini diperkirakan mencapai 1,87 pohon per ha di Sumatera, 3,37 pohon per hea di Kalimantan, dan 4,33 pohon per ha di Papua. Keberadaan pohon itu sendiri tidak menjamin keberadaan resin. Para ilmuwan memperkirakan hanya 10% dari pohon Aquilaria di dalam hutan yang mengandung gaharu .Kandungan kimia yang terdapat dalam gaharu merupakan komponen-komponen yang terdiri daripada sesquiterpenes, sesquiter-pene alcohol, kompoun oxygenated dan chromone. Selain itu, ia juga terdiri daripada komponen-komponen agarospiral, jinkohol-eramol, jinkool yang menghasilkan aroma gaharu.

Indonesia adalah eksportir utama produk gaharu di dunia. Dengan permintaan pasar yang tinggi, banyak kolektor yang tidak trampil tertarik untuk mengeksploitasi gaharu dan, akibatnya, sebagian besar populasi gaharu rusak terlepas bahwa kayu ini tercantum dalam CITES Appendix II. Baru-baru ini, harga untuk gaharu dengan mutu terbaik dinyatakan sebesar kurang-lebih $400/kg dan sebagian besar bahan ini diselundupkan dan diperdagangkan secara ilegal keluar dari negara ini. Data Asgarin hingga akhir tahun 2004 menunjukkan, jumlah lahan budidaya pohon jenis Aquilaria spp mencapai luasan 1.200 hektar atau setara 25 juta pohon. Dengan asumsi per hektar hutan alam terdapat tiga indukan pohon gaharu, jumlah indukan gaharu diperkirakan 9,6 juta pohon.

Dengan maksud mencegah kepunahan gaharu di alam, Departemen Kehutanan (Dephut) dengan rekomendasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menetapkan kuota ekspor gubal gaharu 125 ton per tahun, sejak tahun 2001.Departemen Kehutanan pun mewajibkan setiap eksportir gaharu membudidayakan pohon gaharu minimal di lahan dua hektar. Di seluruh Indonesia tercatat 28 perusahaan.

Budidaya pohon gaharu di antaranya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Pekanbaru, Tapin, Kutai Kertanegara, Langkat, Bengkulu Utara, Lampung, Bogor, Pariyaman, Pandeglang, dan beberapa kawasan di Nusa Tenggara Barat.

gaharu2.jpgUntuk menginfeksi pohon jenis Aquilaria spp demi memperoleh gubal gaharu atau kemedangan (kualitas satu tingkat di bawah gubal), setiap pohon yang berusia lima tahun disuntik fusarium. Suntikan dinilai berhasil bila kemudian muncul guratan kecoklatan yang diikuti layunya daun, sebelum akhirnya tumbang. Kualitas super berasal dari gaharu yang telah tumbang puluhan tahun dan tercampur tanah. Di alam, gubal gaharu nomor satu jenis double super semakin sulit ditemukan menyusul eksploitasi gaharu yang terus dilakukan. Keberadaannya diyakini berada di bagian tengah hutan yang membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk memperolehnya.Di tingkat internasional, harga gubal gaharu double super yang ditandai warna kehitaman dapat mencapai Rp 25 juta per kilogram.Meskipun mahal, permintaan internasional gubal atau kemedangan gaharu terus meningkat. Di antaranya dari Arab Saudi, Taiwan, Singapura, Korea, Hongkong, dan Jepang.

Stok di gudang-gudang eksportir gubal gaharu jenis Aquilaria malaccensis hingga akhir tahun 2004 mencapai 1.173,5 kg, sedangkan kelas kemedangan 65.166 kg. Untuk jenis A filaria, stok gubal gaharu di gudang 3.668 kg, sedangkan jenis kemedangan 352.781 kg yang ditargetkan habis pada tiga tahun mendatang.

Nilam ( Patchouli Oil)

Indonesia merupakan pemasok minyak nilam terbesar di pasaran dunia dengan kontribusi 90%. Ekspor minyak nilam pada tahun 2002 sebesar 1.295 ton dengan nilai US $ 22,5 juta (Ditjen Bina Produksi Perkebunan, 2004) Sebagian besar produk minyak nilam diekspor untuk dipergunakan dalam industri parfum, kosmetik,antiseptik dan insektisida (Dummond, 1960 ; Robin, 1982, Mardiningsihet al., 1995). Dengan berkembangnya pengobatan dengan aromaterapi,penggunaan minyak nilam dalam aromaterapi sangat bermanfaat selain penyembuhan fisik juga mental dan emosional. Selain itu, minyak nilam bersifat fixatif (mengikat minyak atsiri lainnya) yang sampai sekarang belum ada produk substitusinya (Ibnusantoso, 2000).

Di Indonesia daerah sentra produksi nilam terdapat di Bengkulu,Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam,kemudian berkembang di provinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur dan daerah lainnya. Luas areal pertanaman nilam pada tahun 2002 sekitar 21.602 ha, namun produktivitas minyaknya masih rendah rata-rata 97,53 kg/ha/tahun (Ditjen Bina Produksi Perkebunan, 2004). Dari hasil pengujian di berbagai lokasi pertanaman petani, kadar minyak berkisar antara 1 – 2% dari terna kering (Rusli et al., 1993).

Salah satu kendala yang dialami adalah masih terbatasnya sasaran ekspor minyak nilam karena importir yang membeli minyak nilam Indonesia masih minim. Sejak munculnya kompetitor baru seperti Filipina dan China, daya saing minyak nilam di pasaran internasional menjadi lebih ketat. Padahal saat ini banyak sekali produk hilir minyak nilam yang muncul baik sebagai bahan obatobatan,aromaterapi, dan parfum.

Selama dua dekade sejak tahun enampuluhan, sebagian besar produk minyak nilam diarahkan sebagai zat pengikat (fixative) pada industri parfum. Komponen utama dalam minyak nilam yang dipakai sebagai pengikat tersebut hanya pachouli alcohol.

Berdasarkan kenyataan ini, sudah saatnya Indonesia tidak lagi melakukan ekspor minyak nilam mentah, tetapi harus dilakukan peningkatan nilai tambah dari produk minyak nilam tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menyiapkan teknologi pemisahan komponen-komponen minyak nilam di tingkat ekportir, sehingga produk yang dijual oleh eksportir ke pasar internasional adalah berupa patcholi alcohol dan komponen-komponen minor lain sesuai dengan kebutuhan industri kosmetik saat ini.

ekstraktor-nilam.jpg

1.– 4. Extractors, 5. Evaporator – untuk menguapkan pelarut, 6. Peralatan distilasi vacum untuk menghilangkan sisa pelarut, 7.Penampung distilat (pelarut), 8. Pompa pelarut,9. Condensor untuk penguapan pelarut, 10.Tangki penampung akhir pelarut, 11. Tangkipenampung akhir ekstrak untuk menghilangkan pelarut, 12. Saluran menuju dan keluar dari tangki, 13. Saluran menuju pemurnian pelarut,14. Saluran untuk uap pelarut dari ekstraktor, 15.Saluran pelarut menuju ekstraktor, 16. Aliranekstrak dari ekstraktor menuju evaporator, 17.Saluran keluar pelarut bebas ekstrak

Untuk mentransformasi keunggulan komparatif kepada keunggulan bersaing (kompetitif), tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengembangkan subsistem agribisnis hulu (pembibitan,agro-otomotif, agro-kimia) dan pengembangan subsistem agribisnis hilir perkebunan yakni pendalaman industri pengolahan ke lebih hilir dan membangun jaringan pemasaran secara internasional. Pada tahap ini produk akhir yang dihasilkan sistem agribisnis perkebunan didominasi oleh produkproduk olahan lanjutan atau bersifat capital and skilled-labor intensive.

NB Admin :

sama-pak-che.jpgSiapa bilang bahwa susah untuk membuat Indonesia bangkit menjadi raksasa ekonomi ? Ya, kalau bicara pesimisme, pasti adalah, namun secara anak muda yang suka bertipikal GUTS and GLORY semacam yang sedang menulis ini, hajar sajalah! Lha wong setiap tahun kita melahirkan 750.000 lebih sarjana menganggur ( yang lagi nulis belum lulus loh, banyakan main sih, gak pernah belajar hehe….), setiap tahun sekolah hanya menciptakan pengangguran intelektual, sementara jumlah wirausahanya hanya ada 0,08 persen dari total penduduk Indonesia, itu kata Ir. Ciputra.

Sekali lagi, jumlah wirausahawan kita hanya 0,08 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 220 juta jiwa. Sementara untuk tahun 2006 – 2007 jumlah pengguran mencapai lebih dari 10,93 juta orang. Hal ini diperparah dengan rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja yang mayoritas pendidikannya adalah tamatan sekolah dasar sebanyak 56,23 persen. Ini masalah nasional yang perlu mendapat perhatian. Dunia usaha merupakan medan yang berpotensi besar mengatasi kemelaratan. Di tengah lonjakan harga minyak dunia yang mengganggu pembangunan ekonomi kita, dunia usaha merupakan harapan sekaligus tantangan. Di tangan para wirausahawan, ada kemampuan untuk mengubah Indonesia, bahkan mengubah dunia, yang penuh kemelaratan. Betapa ironisnya Indonesia yang punya kekayaan alam, tetapi rakyatnya miskin karena sedikitnya wirausahawan. coba cermati pengumuman Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tahun ini yang mengumumkan kenaikan realisasi total investasi yang mencolok. Total persetujuan investasi selama Januari-Maret 2007 sebesar Rp 204,3 triliun, meningkat 447,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun angka itu masih dibawah target tahun 2007 yaitu Rp 248,5 triliun. Boleh jadi, hal ini menjadi isyarat atas berakhirnya musim ‘paceklik’ investasi dan bisnis, sekaligus tanda perbaikan iklim usaha di Indonesia.

Sebenarnya untuk industri ekstraktif semacam eksplorasi minyak bumi- batubara ( tambang), maupun yang sifatnya nabati, seperti diatas, kita masih punya banyak faktor produksi yang belum disentuh, salah satunya yanng saya temui di Sorong. Nah, anak muda ( saya misalnya, halah…)suka bicara dan berpikir tentang industri kreatif atau industri budaya yang memang cenderung citranya lebih technology based alias brain driven ( with capital too lah ya…),kalau industri ekstraktif ini kan lebih muscle driven, bhkan terkadang jadi sweatshop. Yang perlu dipikirkan adalah, bagaimana menggabungkan industri ekstraktif yang lamban, old fashioned, terus low technology dengan industri kreatif yang dinamis, always fresh, serta high technology, kan keren tuh, yo mari…..

? ( Oalah Galih… Galih, perusahaan kamu saja arus kasnya masih negatif kok isinya ndobos ngeblog disini, halah nggedabus!)

+ Yo ndak pa pa to, lha wong mimpi kok ndak boleh, sak karepku dhewelah…..Kalau teman- teman saya pada berebut kerja di Oil and Gas yang gajinya 6- 12 juta buat fresh graduate, yo ndak pa- pa kan cepet kaya to ? Mosok lulusan ITB kok miskin, ( pasti malu lah ya ? Hahahaha…), ini kan Oil juga, cuma bedanya ini kan bukan fosil, nanti kan saya masuk energi nabati to ? He he…Oil and Gas juga to ? He he, kan keren tuh kalau bisa kendaliin company sendiri pas usia segini, kayak Bruce Wayne sama Tony Stark, halah…Hahahaha…

? (O alah gemblung…Wong edan…)

by Maximillian

Satu komentar

  1. dhinie

    Salam kenal.
    nice artikel…
    Btw, saya mau mohon bantuan niy, saya sedang mengerjakan tugas akhir tentang SCM obat di rumah sakit dan saya butuh data2 statistik obat seperti yang ada di posting anda pada tanggal 1 April 2007 kalo boleh tahu sumbernya dari mana ya grafik2 itu.

    Sorii, kalo agak2 spamming, soalnya bingung mau hubungi anda melalui apa. makasih 🙂

  2. @ Dhinie, TI ya ? Baik, saya sudah jawab via email ya ? Semoga membantu

    @ Santos, saya kerjasama dengan PT. La Transa Citra dan Yayasan Telapak. Sip?

  3. lesly

    bagus,
    sesulit apakah membangun infrstruktur ekstraksi gaharu?
    bermimpi itu penggerak jiwa, dan memang hanya orang edan yang bisa 🙂

  4. galih…galih..cool!

  5. Hehehe…….. tetap sperti galih yang dulu…. 😀

    Tetap bermimpi, Stay Hungry and Stay Foolish Bro…….

    Hanya orang2 yg “edan” yg bisa mnjadi Mujadid

  6. GalihGood… dah ke Sorong ya ente? wah., ga ngajak2 nih.. 🙂

    btw, sepertinya kita perlu bertemu dan ngobrol serius nih tentang ‘oil and gas’ .. hehe, secara disini tetanggaan ama raksasa2 itu.. 😛

  7. wandi

    Dimana bisa mendapatkan bibit gaharu dalam jumlah besar…,.
    kalau ada boleh kasih tau ya… masalahnya mau ane borong

  8. bernond s.

    Galih, anda orang hebat…punya banyak mimpi.
    Saya juga seperti anda…punya beberapa mimpi.
    Mari kita sama2 merealisasikan mimpi2 itu, berupa respons dari ajakan tulisan anda…siap!
    Saya ada rencana ke Indo Summer 2011, mendalami lebih lanjut budidaya nilam dalam skala teknologi modern.
    Mari kita mulai “relisasi mimpi” itu, serius!
    Mohon balas,
    Bernond S.

  9. Budidaya dan industri minyak astiri yang dilakukan oleh petani akan dapat mencapai sukses hanya apa bila para petani bersatu padu memerangi spekulan dan tengkulak serta lintah lintah darat yang merusak pasar dan menggerogoti setiap kebijakan.

    Untuk itu diperlukan sebuah perusahaan yang mampu menjadi ava;ist dan memiliki visi dan misi sejalan dengan tujuan masyarakat. Dia harus menjadikan plasma dan rakyat sebagai subyek bukan obyek gitu looooooh

  10. kams

    kenalin saya calon pengusaha nomor satu di dunia wkwkwk
    Kams Corporation salam kenal 😀

Tinggalkan Balasan ke sukem06 Batalkan balasan